Sabtu, 27 Februari 2010

Kisah Menyentuh Seorang Ibu Tua & Anaknya

Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.

Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si Anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si Ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.

"Bu, kita sudah sampai", kata si Anak.

Ada perasaan sedih di hati si Anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.

Si Ibu, dengan tatapan penuh kasih berkata, "Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang. Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan".

Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.

Mungkin cerita di atas hanya dongeng. Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang mirip cerita di atas. Banyak manula yang terabaikan, entah karena anak-anaknya sibuk bisnis, dll. Orang tua terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. Kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jikalau ada waktu saja.

Kiranya cerita di atas bisa membuka mata hati kita, untuk bisa mencintai orang tua dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, di saat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingatlah perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini.

Tetap Bersyukur, Meski Doa tak Terkabulkan

Banyak orang yang terpuruk dalam kesedihan yang panjang karena kegagalan, karena keinginan dan doa-doanya tidak terkabul.

Bahkan ada yang sampai bunuh diri karena kegagalan tersebut dirasakan sebagai kegetiran hidup yang sudah tidak kuat untuk dihadapi sehingga lompat dari gedung yang tinggi, narkoba, mabok-mabokan dsb.

Kitaa pernah sedih yang luar biasa karena gagal menggapai impian dan merasa do’a-doa kita tidak dikabulkan Tuhan?
Bisa jadi Tuhan sayang dengan kita dan Tuhan mempunyai rencana lain. Tapi kita tidak tahu rencana Tuhan sampai kita mengetahuinya…

Berikut ini kisah Frank Slazak yang bisa diambil sebagai pelajaran:
*******
Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat. Aku tidak memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot.

Namun, sesuatu pun terjadilah. Gedung Putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Dan warga itu adalah seorang guru. Aku warga biasa, dan aku seorang guru. Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington. Setiap hari aku berlari ke kotak pos. Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku terkabulkan. Aku lolos penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku.

Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impianku semakin dekat saat NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test selesai, aku menunggu dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada impianku. Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center

Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini aku menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, uji klaustrofobi , latihan ketangkasan , percobaan mabuk udara. Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini ?

Aku sangat yakin bahwa akulah yang akan terpilih. “ Tuhan, biarlah diriku yang terpilih karena itu adalah anugerah yang terbesar dalam hiduku!” , begitu aku berdoa. Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih orang lain yaitu Christina McAufliffe.

Aku kalah. Impian hidupku hancur. Aku mengalami depresi. Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku. Aku mempertanyakan semuanya. Kenapa Tuhan? Kenapa bukan aku? Bagian diriku yang mana yang kurang? Mengapa aku diperlakukan kejam ?

Aku berpaling pada ayahku. Dan katanya: “Semua terjadi karena suatu alasan.”

Selasa, 28 Januari 1986, aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali. Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku? 73 detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak… dan menewaskan semua penumpang.

Saat itulah aku menangis, dan perasaan kesal dan marah kepada Tuhan hilang…yang ada adalah perasaan yang sangat bahagia dan tersanjung…bahwa Tuhan benar-benar sayang kepada diriku.

Senin, 08 Februari 2010

Contoh karya tulis

contoh karya tulis

LAPORAN KEGIATAN

STUDI KENAL ALAM dan LINGKUNGAN (SKAL) YOGYAKARTA 2009


Oleh :

1. Ahmad Syamsu R. (XI IPA 3 / 03)

2. Elvin Haris A. (XI IPA 3 / 08)

3. Muh. Fuad Hasan (XI IPA 3 / 24)

4. Fadrik Aziz F. (XI IPS I / 15)

MADRASAH ALIYAH NEGERI KOTA KEDIRI 3

Jalan Letjend Suprapto nomor 58 Kediri telepon (0354) 687876

Tahun 2009

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Studi Kenal Alam dan Lingkungan (SKAL) Tahun 2009 ini disusun dalam rangka persyaratan mengikuti ujian Semester II. Karya tulis ini disahkan di Kediri, April 2009.

Menyetujui,

Pembimbing

Moh. Marzuqi, S. Pd

Mengetahui,

Kepala MAN Kota Kediri 3

Drs. H. ABU AMAN

NIP 150 110 401


MOTTO

- Ilmu tidaklah datang melalui satu arah, tetapi datangnya dari arah manapun yang disukainya.

- Sebaik-baik anak adalah anak yang mendo’akan kedua orang diwaktu mereka masih hidup dan sesudah meninggal.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah swt., karena hanya dengan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan ini. Adapun laporan kegiatan yang kami susun ini berjudul “Laporan Kegiatan SKAL Yogyakarta tahun 2009”.

Berdasarkan judul di atas, kami berusaha menyajikan sebuah laporan kegiatan mengenai obyek kunjungan SKAL Jogjakarta MAN Kota Kediri 3. Adapun laporan ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas SKAL Yogyakarta 2008/2009.

Untuk menyelesaikan laporan kegiatan ini, kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT. Yang telah memberikan hidayah, taufiq, serta inayah-Nya.

2. Bapak Drs. Abu Aman, selaku kepala MAN Kota Kediri 3.

3. Bapak Marzuqi, selaku wali kelas XI IPA 3 .

4. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian laporan kegiatan ini.

Segala upaya telah kami lakukan demi kesempurnaan laporan kegiatan ini, namun kami sebagai manusia biasa tak luput dari salah dan lupa. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca sekalian senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan laporan kegiatan kami ini. Akhir kata, semoga laporan kegiatan kami ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, 13 April 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Halaman Motto iii

Kata pengantar iv

Daftar isi v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Kajian 1

1.4 Manfaat Kajian

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Objek Studi Yang Dikunjungi dalam SKAL 2009

2.2 Gambaran Umum Objek Studi di Daerah Istimewa Yogyakarta

2.3 Prospek Objek Studi Tahun 2010

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Implikasi / Saran - Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

SKAL singkatan dari Studi Kenal Alam dan Lingkungan yang ditujukan agar siswa dapat melakukan pengamatan dari dekat dan mengetahui informasi tentang objek-objek wisata dan pendidikan yang dikunjungi. Hal ini juga dilakukan oleh siswa MAN Kota Kediri 3, khususnya anak-anak kelas XI yang dilakukan sesuai program kerja OSIS.

Untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan pengamatan secara langsung akan budaya bangsa dengan berbagai warisan budaya, memupuk rasa menyayangi dan menghargai berbagai peninggalan budaya. Serta dapat melakukan pelaporan hasil kunjungan sebagai bentuk cinta tanah air dengan berbagai budaya bangsanya. Selain itu, kami dapat melihat keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Pada kegiatan SKAL 2009 ini, kami melakukan kunjungan wisata ke berbagai tempat di Jogjakarta, yaitu, Pantai Parang Tritis, UGM (Universitas Gajah Mada), Candi Borobudur, Bakpia Pathok, dan Malioboro.Untuk itulah karya tulis ini dibuat sebagai bentuk pemantapan dan pemahaman akan budaya bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja objek studi di Yogyakarta yang dijadikan objek SKAL?

1.2.2 Bagaimana gambaran umum objek studi di Yogyakarta yang dijadikan objek SKAL?

1.2.3 Bagaimana prospek objek studi tersebut untuk pelaksanaan SKAL tahun 2010?

1.3 Tujuan Kajian

1.3.1 Mengetahui objek studi di Yogyakarta yang dijadikan objek SKAL.

1.3.2 mengetahui gambaran umum objek studi di Yogyakarta yang dijadikan objek SKAL.

1.3.3 Mengetahui prospek objek studi tersebut untuk pelaksanaan SKAL tahun 2010.

1.3 Manfaat Kajian

1.4.1 Menambah informasi tentang objek-objek yang ada di Jogjakarta bagi penulis dan para pembaca.

1.4.2 Mempelajari kembali objek-objek tujuan SKAL yang telah dikunjungi penulis.

1.4.3 Dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pelaksanaan SKAL tahun 2010.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Objek Studi Yang Dikunjungi Dalam SKAL 2009

Dalam SKAL 2009 ini pihak sekolah merencanakan berapa objek studi. Yang mana objek-objek tersebut terbagi dalam tiga tujuan SKAL. Perinciannya adalah sebagai berikut :

a) Pulau Bali

Objek yang dikunjungi di Pulau Bali antara lain : Pantai Sanur, Pantai Kuta, Bajra Sandi, Monumen GWK, Pure Ulu Watu, Museum Bali, JOGER, pasar Sukowati, dan Pure Tanah Lot.

b) Daerah Istimewa Yigyakarta

Objek yang dikunjungi antara lain : Pantai Parang Tritis, UGM, Candi Borobudur, Sentra Bakpia Pathok dan Malioboro.

c) Kediri

Objek yang dikunjungi antara lain : Makam Bung Karno,

Untuk penulisan karya tulis ini, penulis memfokuskan pada objek studi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikunjungi oleh penulis. Untuk penjelasan gambaran umum objek-objek yang dikunjungi akan diperinci dalam subbab-subbab berikut.

2.2 Gambaran Umum Objek Studi di Daerah Istimewa Yogyakarta

2.2.1 Parang Tritis

Parang Tritis terletak sekitar 27 km di sebelah selatan kota Yogyakarta. Lokasinya mudah dijangkau dengan berbagai alat transportasi. Di samping itu, di kawasan ini cukup banyak tersedia fasilitas penginapan dan rumah makan, kolam renang, pemandian, dan bumi perkemahan. Meskipun pengunjung tidak diperbolehkan berenang di pantai ini karena ombaknya yang tidak bersahabat, pengunjung masih bias menikmati waktu santai sambil menunggang kuda menyusuri pantai ataupun menumpang bendi.

Di pingir pantai juga terdapat banyak warung kecil yang menyajikan kelapa muda segar (harganya sekitar Rp 1500 per buah). Setelah puas menimati debur ombak dan desir angina di pantai Parang Tritis, pengunjung dapat meneruskan wisata ke beberapa objek wisata supranatural maupun lmiah yang ada di kawasan ini.

Legenda setempat mengatakan bahwa pantai Parang Tritis merupakan tempat berdirinya istana Kanjeng Ratu Kidul ang menguasai alam gaib Laut Selatan. Trlepas dari benar tidaknya legenda tersebut, pantai Parang Tritis tetap merupakan tempat wisata yang layak untuk dikunjungi, apalagi di kompleks tersebut terdapat banyak objek wisata menarik, antara lain, Parangwedang, Pantai Parangkusumo, Dataran tinggi Gambirowati, Goa Langse, dan makam Syeh Belu-Belu.

2.2.2 Universitas Gajah Mada

Universitas Gajah Mada resmi didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 dan merupakan universitas yang bersifat nasional. Selain itu, Universitas Gajah Mada juga berperan sebagai pengemban Pancasila dan universitas Pembina di Indonesia.

Pada saat didirikan, Universitas Gajah Mada hanya memiliki enam fakultas, sekarang memiliki 18 fakultas dan satu program Pascasarjana (S-2 dan S-3). Universitas Gajah Mada termasuk universitas yang tertua di Indonesia, berlokasi di Kampus Bulaksumur Jogjakarta. Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas Gajah Mada terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan atau prodi (program studi). Kegiatan Universitas Gajah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat.

· Sejarah UGM

Gedung SMT Kotabaru, 24 Januari1946, kelihatan dipenuhi pengunjung. Mereka adalah orang-oranng yang berkomitmen tinggi terhadap peningkatan martabat mansia Indonesia. Di antara mereka terlihat Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Pof. Dr. Prijono, Mr. Soenarjo, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran, dan Dr. Soeharto. Mereka bermaksud mendirikan Balai Perguruan Tinggi Swasta di Jogjakarta. Dalam pertemuan itu, Mr. Soenarjo menegaskan bahwa di Jakarta, NICA sudah mendirikan universitas. Bangsa Indonesia tidak boleh gagal mendirikan universitas. “Lebih-lebih sekarang, pada waktu, pembangunan, waktu kita butuhkan bermacam-macam ilmu pengetahuan,” tambah Mr. Soenarjo.

Pertemuan diatas di ikuti oleh beberap pertemuan berikutnya, salah satunya adalah pertemuan di gedung KNI Malioboro, tanggal 3 Maret 1946. Dalam pertemuan ini, di umumkan berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada, yang terdiri atas Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan.

Dengan berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada, maka pada tahun 1946 terdapat dua perguruan tinggi di Jogjakarta, yakni Sekolah Tinggi Teknik yang berdiri tanggal 17 Pebruari 1946. Sekolah Tinggi Teknik ini merupakan usaha penghidupan kembali Sekolah Tinggi Teknik Bandung, yang terpaksa ditutup karena perang antara Indonesia dan tentara sekutu, di antara para pemimpinnya, Prof. Ir. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat. Itulah sebabnya, mahasiswa fakultas teknik Bandung dapat melanjutkan pendidikannya dan menempuh ujian insinyur di Sekolah Tinggi Teknik Jogjakarta.

Setelah penyerbuan Belanda ke Jogjakarta, 19 Desember 1948, kedua perguruan tinggi di atas terpaksa ditutup. Para dosen dan mahasiswanya memilih berjuang menentang Belanda daripada melanjutkan proses belajar-mengajar. Tetapi, peralatan kuliah masih dipelihara dengan baik oleh para mahasiswanya.

Pada saat berdirinya, menurut Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 1949, UGM mempunyai enam fakultas, yaitu :

· Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti)

· Fakultas Kedokteran (di dalamnya term,asuk bagian Farmasi, Kedokteran Gigi, dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan Ilmu Hayat)

· Fakultas Pertanian (di dalamnya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan)

· Fakultas Kedokteran Hewan

· Fakultas Hukum (di dalamnya ada Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik, dan Akademi Pendidikan Guru bagian Tatanegara, Ekonomi, dan Sosiologi)

· Fakultas Sastra dan Filsafat (di dalamnya ada Akademi Pendidikan Guru bagian Sastra)

Pada saat peresmian berdirinya UGM, Prof. Dr. M. Sardi ditetapkan sebagai presiden UGM. Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM. Mengenai yang terakhir ini, kepengurusannya terdiri dari Ketua Kehormatan adalah Sultan Hamengku Buwono IX, sedangkan Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, wakil ketua dan anggota. Ini menimbulkan pendapat bahwa ketika UGM lahir, ia memang telah siap untuk meneruskan perjuangan, yaitu meningkatkan martabat manusia Indonesia.

· Visi dan Misi UGM

Visi

Menjadi universitas riset kelas dunia yang unggul, mandiri, bermartabat, dan dengan dijiwai Pancasila mengabdi kepada kepentingan dan kemakmuran bangsa.

Misi

Misi Umum : Melaksanakan pembelajaran dan pengabdian berbasis riset.

Misi Khusus : Meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berkelas dunia, beridentitas kerakyatan serta membangun sosio-budaya Indonesia. Menuntaskan transisi UGM menjadi universitas yang mandiri dan mempunyai tata kelola yang baik (Good University Governance).

2.2.3 Candi Borobudur

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Jogjakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

· Nama Borobudur

Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya “gunung” (budhara) di mana di lereng-lerengnya terdapat teras-teras. Selain itu, terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan, kata borobudur berasal dari ucapan “para Buddha” yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah, nama ini berasal dari dua kata “bara” dan “beduhur”. Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain, yaitu bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara, dan beduhur artinya “tinggi”, atau dalam bahasa Bali yang berarti “di atas”. Jadi, maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada tahun 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan Casparis memperkirakan, pendiri Borobudur adalah raja dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga sekitar tahun 824 M. bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu hampir setengah abad.

· Struktur Borobudur

Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu, tersebar di semua tingkat-tingkatnya beberapa stupa.

Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. Bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.

Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau “nafsu rendah”. Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Khammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan ini disisihkan, sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.

Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya, oleh para peneliti dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni alam atas dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini, patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas balustrade atau selasar.

Mulai lantai kelima hingga ketujuh, dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa berlubang-lubang yang ditutup, seperti dalam kurungan. Dari luar, patung-patung itu masih tampak samar.

Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini, diduga dulu ada sebuah patung penggambaran Adibuddha. Patung yang diduga berasal dari stupa terbesar ini kini diletakkan dalam sebuah museum arkeologi, beberapa ratus meter dari candi Borobudur. Patung ini dikenal dengan nama unfinished Buddha.

Di masa lalu, beberapa patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada raja Thailand, Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896 sebagai hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu.

Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit, yang dibatasi dinding-dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia.

Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala. Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan system interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem.

2.2.4 Bakpia Pathok

Makanan bakpia bagi masyarakat Jogjakarta memang sudah tidak asing lagi. Makanan khas ini memang lezat dan cocok untuk oleh-oleh dari Jogjakarta. Makanan ini banyak terdapat di kawasan Pathok, yang berjarak satu kilometer dari Malioboro.

Bakpia Pathok awalnya berasal dari pembuat bakpia pertama dan terkenal sejak 1978 dari jalan Pathok nomor 75 yang hingga kini tetap bertahan dan bernama Bakpia Pathok 75. Seiring waktu, bermunculab Bakpia Pathok 25, 21, 555, dan sebagainya. Untuk rasa dan kualitas, tentunya kita harus cukup selektif. Saat Bakpia Pathok 75 masih tetap konsisten pada isi kacang hijau untuk menjaga keasliannya, rumah-rumah bakpia lain mulai mengembangkan isi dengan kacang merah, rasa cokelat, keju, bahkan durian.

Bagi para wisatawan, bakpia ini selalu menjadi oleh-oleh yang tidak terlupakan. Sebab, selain rasanya yang enak, harganya pun terjangkau. Untuk satu kotak rata-ratanya harganya Rp 10.000 s.d. Rp 15.000. Bahan baku bakpia ini antara lain, kacang hijau, terigu, gula pasir, minyak Delvico, dan sedikit garam setelah dimasak. Terigu sebagai kulit terluar dan kacang hijau sebagai isinya.

2.2.5 Malioboro

Jalan Malioboro adalah nama jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta yang terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi dan Jalan Jend. A. Yani, Jalan ini merupakan poros Garis Imaginer Kraton Yogyakarta.

Terdapat beberapa obyek bersejarah di jalan ini antara lain Tugu Kraton, Stasiun Tugu, Gedung Istana Negara, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.

Jalan ini sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini.

2.3 Prospek Objek Studi Tahun 2010

Menilik arti dari SKAL, dapat penulis simpulkan oriantasinya adalah siswa bisa mengenal lingkungannya. Termasuk didalamnya adalah budaya dan keanekaragaman masyarakat di suatu lingkungan. Oleh karena itulah pemilihan objek studi di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dikatakan tepat mengingat Yogyakarta adalah kota budaya dan kota pelajar.

Namun begitu masih terdapat kelemahan-kelemahan yang cukup mendasar. Diantara kelemahan itu ialah fasilitas di beberapa objek studi masih kurang mendukung. Koordinasi antara panitia dan peserta masih kurang sehingga sering terjadi kemoloran jadwal. Dan masalah waktu yang dirasa kurang oleh beberapa peserta. Karena beberapa hal itulah untuk pelaksanaan SKAL tahun 2010 perlu ditingkatkan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari objek-objek yang dikunjungi pada SKAL tahun 2009 ini mempunyai banyak sejarah yang sangat bagus sekali dan juga sangat menarik untuk dipelajari. Dan objek-objek yang dipilih sudah tepat karena didalamnya terdapat ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi kita sebagai pelajar-pelajar Indonesia sekaligus untuk mengenalkan alam di Indonesia sendiri yang luas wilayahnya dan juga kaya akan kebudayaan kepada masyarakat. Seperti Candi Borobudur mempunyai sejarah yang kuat pada masa kejayaan kerajaan di Indonesia waktu lampau dan pada masa kini berperan sebagai penarik wisatawan asing untuk dating kae Indonesia. Dan Universitas Gajah Mada di Yogyakarta yang menjadi cikal-bakal pendidikan dan universitas di Indonesia dan juga sebagai pencetak generasi penerus bangsa yang berilmu pada saat ini. Serta Malioboro yang terkenal dengan kerajinan khas Jogja yang dijajakkan sepanjang jalan malioboro. Sekaligus Pantai Parang Tritis yang terkenal dengan keindahan pemandangan pantainya. Dengan begitu kita tidak akan lupa bahwa di bumi Indonesia terdapat banyak budaya dan tempat-tempat bersejarah. Objek-objek Studi Yang Dikunjungi Dalam SKAL 2009 kebanyakan tempat bersejarah yang terkenal di daerah Bali, Yogyakarta, dan Kediri. Dan di Yogyakarta sendiri terdapat 5 tempat tujuan SKAL yaitu Pantai Parang Tritis, Universitas Gajah Mada (UGM), Malioboro, serta Candi Borobudur. Dan kelima objek tersebut dapat mewakli keanekaragaman alam di Indonesia yang tak terhitung jumlahnya.

3.2 Saran-saran

3.2.1 Diharapkan pada program SKAL 2010, objek studi tidak hanya di Jateng dan Bali. Kalau bisa di luar objek studi tsb.

3.2.2 Diharapkan pada kegiatan SKAL 2010 pada saat di objek studi siswa dari pihak guru diadakan observasi tentang wilayah tersebut agar siswa tidak kebinggungan.
contoh karya tulis

LAPORAN KEGIATAN

STUDI KENAL ALAM dan LINGKUNGAN (SKAL) YOGYAKARTA 2009


Oleh :

1. Ahmad Syamsu R. (XI IPA 3 / 03)

2. Elvin Haris A. (XI IPA 3 / 08)

3. Muh. Fuad Hasan (XI IPA 3 / 24)

4. Fadrik Aziz F. (XI IPS I / 15)

MADRASAH ALIYAH NEGERI KOTA KEDIRI 3

Jalan Letjend Suprapto nomor 58 Kediri telepon (0354) 687876

Tahun 2009

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Studi Kenal Alam dan Lingkungan (SKAL) Tahun 2009 ini disusun dalam rangka persyaratan mengikuti ujian Semester II. Karya tulis ini disahkan di Kediri, April 2009.

Menyetujui,

Pembimbing

Moh. Marzuqi, S. Pd

Mengetahui,

Kepala MAN Kota Kediri 3

Drs. H. ABU AMAN

NIP 150 110 401


MOTTO

- Ilmu tidaklah datang melalui satu arah, tetapi datangnya dari arah manapun yang disukainya.

- Sebaik-baik anak adalah anak yang mendo’akan kedua orang diwaktu mereka masih hidup dan sesudah meninggal.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah swt., karena hanya dengan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan ini. Adapun laporan kegiatan yang kami susun ini berjudul “Laporan Kegiatan SKAL Yogyakarta tahun 2009”.

Berdasarkan judul di atas, kami berusaha menyajikan sebuah laporan kegiatan mengenai obyek kunjungan SKAL Jogjakarta MAN Kota Kediri 3. Adapun laporan ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas SKAL Yogyakarta 2008/2009.

Untuk menyelesaikan laporan kegiatan ini, kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT. Yang telah memberikan hidayah, taufiq, serta inayah-Nya.

2. Bapak Drs. Abu Aman, selaku kepala MAN Kota Kediri 3.

3. Bapak Marzuqi, selaku wali kelas XI IPA 3 .

4. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian laporan kegiatan ini.

Segala upaya telah kami lakukan demi kesempurnaan laporan kegiatan ini, namun kami sebagai manusia biasa tak luput dari salah dan lupa. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca sekalian senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan laporan kegiatan kami ini. Akhir kata, semoga laporan kegiatan kami ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, 13 April 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Halaman Motto iii

Kata pengantar iv

Daftar isi v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Kajian 1

1.4 Manfaat Kajian

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Objek Studi Yang Dikunjungi dalam SKAL 2009

2.2 Gambaran Umum Objek Studi di Daerah Istimewa Yogyakarta

2.3 Prospek Objek Studi Tahun 2010

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Implikasi / Saran - Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

SKAL singkatan dari Studi Kenal Alam dan Lingkungan yang ditujukan agar siswa dapat melakukan pengamatan dari dekat dan mengetahui informasi tentang objek-objek wisata dan pendidikan yang dikunjungi. Hal ini juga dilakukan oleh siswa MAN Kota Kediri 3, khususnya anak-anak kelas XI yang dilakukan sesuai program kerja OSIS.

Untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan pengamatan secara langsung akan budaya bangsa dengan berbagai warisan budaya, memupuk rasa menyayangi dan menghargai berbagai peninggalan budaya. Serta dapat melakukan pelaporan hasil kunjungan sebagai bentuk cinta tanah air dengan berbagai budaya bangsanya. Selain itu, kami dapat melihat keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Pada kegiatan SKAL 2009 ini, kami melakukan kunjungan wisata ke berbagai tempat di Jogjakarta, yaitu, Pantai Parang Tritis, UGM (Universitas Gajah Mada), Candi Borobudur, Bakpia Pathok, dan Malioboro.Untuk itulah karya tulis ini dibuat sebagai bentuk pemantapan dan pemahaman akan budaya bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja objek studi di Yogyakarta yang dijadikan objek SKAL?

1.2.2 Bagaimana gambaran umum objek studi di Yogyakarta yang dijadikan objek SKAL?

1.2.3 Bagaimana prospek objek studi tersebut untuk pelaksanaan SKAL tahun 2010?

1.3 Tujuan Kajian

1.3.1 Mengetahui objek studi di Yogyakarta yang dijadikan objek SKAL.

1.3.2 mengetahui gambaran umum objek studi di Yogyakarta yang dijadikan objek SKAL.

1.3.3 Mengetahui prospek objek studi tersebut untuk pelaksanaan SKAL tahun 2010.

1.3 Manfaat Kajian

1.4.1 Menambah informasi tentang objek-objek yang ada di Jogjakarta bagi penulis dan para pembaca.

1.4.2 Mempelajari kembali objek-objek tujuan SKAL yang telah dikunjungi penulis.

1.4.3 Dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pelaksanaan SKAL tahun 2010.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Objek Studi Yang Dikunjungi Dalam SKAL 2009

Dalam SKAL 2009 ini pihak sekolah merencanakan berapa objek studi. Yang mana objek-objek tersebut terbagi dalam tiga tujuan SKAL. Perinciannya adalah sebagai berikut :

a) Pulau Bali

Objek yang dikunjungi di Pulau Bali antara lain : Pantai Sanur, Pantai Kuta, Bajra Sandi, Monumen GWK, Pure Ulu Watu, Museum Bali, JOGER, pasar Sukowati, dan Pure Tanah Lot.

b) Daerah Istimewa Yigyakarta

Objek yang dikunjungi antara lain : Pantai Parang Tritis, UGM, Candi Borobudur, Sentra Bakpia Pathok dan Malioboro.

c) Kediri

Objek yang dikunjungi antara lain : Makam Bung Karno,

Untuk penulisan karya tulis ini, penulis memfokuskan pada objek studi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikunjungi oleh penulis. Untuk penjelasan gambaran umum objek-objek yang dikunjungi akan diperinci dalam subbab-subbab berikut.

2.2 Gambaran Umum Objek Studi di Daerah Istimewa Yogyakarta

2.2.1 Parang Tritis

Parang Tritis terletak sekitar 27 km di sebelah selatan kota Yogyakarta. Lokasinya mudah dijangkau dengan berbagai alat transportasi. Di samping itu, di kawasan ini cukup banyak tersedia fasilitas penginapan dan rumah makan, kolam renang, pemandian, dan bumi perkemahan. Meskipun pengunjung tidak diperbolehkan berenang di pantai ini karena ombaknya yang tidak bersahabat, pengunjung masih bias menikmati waktu santai sambil menunggang kuda menyusuri pantai ataupun menumpang bendi.

Di pingir pantai juga terdapat banyak warung kecil yang menyajikan kelapa muda segar (harganya sekitar Rp 1500 per buah). Setelah puas menimati debur ombak dan desir angina di pantai Parang Tritis, pengunjung dapat meneruskan wisata ke beberapa objek wisata supranatural maupun lmiah yang ada di kawasan ini.

Legenda setempat mengatakan bahwa pantai Parang Tritis merupakan tempat berdirinya istana Kanjeng Ratu Kidul ang menguasai alam gaib Laut Selatan. Trlepas dari benar tidaknya legenda tersebut, pantai Parang Tritis tetap merupakan tempat wisata yang layak untuk dikunjungi, apalagi di kompleks tersebut terdapat banyak objek wisata menarik, antara lain, Parangwedang, Pantai Parangkusumo, Dataran tinggi Gambirowati, Goa Langse, dan makam Syeh Belu-Belu.

2.2.2 Universitas Gajah Mada

Universitas Gajah Mada resmi didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 dan merupakan universitas yang bersifat nasional. Selain itu, Universitas Gajah Mada juga berperan sebagai pengemban Pancasila dan universitas Pembina di Indonesia.

Pada saat didirikan, Universitas Gajah Mada hanya memiliki enam fakultas, sekarang memiliki 18 fakultas dan satu program Pascasarjana (S-2 dan S-3). Universitas Gajah Mada termasuk universitas yang tertua di Indonesia, berlokasi di Kampus Bulaksumur Jogjakarta. Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas Gajah Mada terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan atau prodi (program studi). Kegiatan Universitas Gajah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat.

· Sejarah UGM

Gedung SMT Kotabaru, 24 Januari1946, kelihatan dipenuhi pengunjung. Mereka adalah orang-oranng yang berkomitmen tinggi terhadap peningkatan martabat mansia Indonesia. Di antara mereka terlihat Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Pof. Dr. Prijono, Mr. Soenarjo, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran, dan Dr. Soeharto. Mereka bermaksud mendirikan Balai Perguruan Tinggi Swasta di Jogjakarta. Dalam pertemuan itu, Mr. Soenarjo menegaskan bahwa di Jakarta, NICA sudah mendirikan universitas. Bangsa Indonesia tidak boleh gagal mendirikan universitas. “Lebih-lebih sekarang, pada waktu, pembangunan, waktu kita butuhkan bermacam-macam ilmu pengetahuan,” tambah Mr. Soenarjo.

Pertemuan diatas di ikuti oleh beberap pertemuan berikutnya, salah satunya adalah pertemuan di gedung KNI Malioboro, tanggal 3 Maret 1946. Dalam pertemuan ini, di umumkan berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada, yang terdiri atas Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan.

Dengan berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada, maka pada tahun 1946 terdapat dua perguruan tinggi di Jogjakarta, yakni Sekolah Tinggi Teknik yang berdiri tanggal 17 Pebruari 1946. Sekolah Tinggi Teknik ini merupakan usaha penghidupan kembali Sekolah Tinggi Teknik Bandung, yang terpaksa ditutup karena perang antara Indonesia dan tentara sekutu, di antara para pemimpinnya, Prof. Ir. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat. Itulah sebabnya, mahasiswa fakultas teknik Bandung dapat melanjutkan pendidikannya dan menempuh ujian insinyur di Sekolah Tinggi Teknik Jogjakarta.

Setelah penyerbuan Belanda ke Jogjakarta, 19 Desember 1948, kedua perguruan tinggi di atas terpaksa ditutup. Para dosen dan mahasiswanya memilih berjuang menentang Belanda daripada melanjutkan proses belajar-mengajar. Tetapi, peralatan kuliah masih dipelihara dengan baik oleh para mahasiswanya.

Pada saat berdirinya, menurut Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 1949, UGM mempunyai enam fakultas, yaitu :

· Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti)

· Fakultas Kedokteran (di dalamnya term,asuk bagian Farmasi, Kedokteran Gigi, dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan Ilmu Hayat)

· Fakultas Pertanian (di dalamnya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan)

· Fakultas Kedokteran Hewan

· Fakultas Hukum (di dalamnya ada Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik, dan Akademi Pendidikan Guru bagian Tatanegara, Ekonomi, dan Sosiologi)

· Fakultas Sastra dan Filsafat (di dalamnya ada Akademi Pendidikan Guru bagian Sastra)

Pada saat peresmian berdirinya UGM, Prof. Dr. M. Sardi ditetapkan sebagai presiden UGM. Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM. Mengenai yang terakhir ini, kepengurusannya terdiri dari Ketua Kehormatan adalah Sultan Hamengku Buwono IX, sedangkan Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, wakil ketua dan anggota. Ini menimbulkan pendapat bahwa ketika UGM lahir, ia memang telah siap untuk meneruskan perjuangan, yaitu meningkatkan martabat manusia Indonesia.

· Visi dan Misi UGM

Visi

Menjadi universitas riset kelas dunia yang unggul, mandiri, bermartabat, dan dengan dijiwai Pancasila mengabdi kepada kepentingan dan kemakmuran bangsa.

Misi

Misi Umum : Melaksanakan pembelajaran dan pengabdian berbasis riset.

Misi Khusus : Meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berkelas dunia, beridentitas kerakyatan serta membangun sosio-budaya Indonesia. Menuntaskan transisi UGM menjadi universitas yang mandiri dan mempunyai tata kelola yang baik (Good University Governance).

2.2.3 Candi Borobudur

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Jogjakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

· Nama Borobudur

Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya “gunung” (budhara) di mana di lereng-lerengnya terdapat teras-teras. Selain itu, terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan, kata borobudur berasal dari ucapan “para Buddha” yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah, nama ini berasal dari dua kata “bara” dan “beduhur”. Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain, yaitu bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara, dan beduhur artinya “tinggi”, atau dalam bahasa Bali yang berarti “di atas”. Jadi, maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada tahun 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan Casparis memperkirakan, pendiri Borobudur adalah raja dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga sekitar tahun 824 M. bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu hampir setengah abad.

· Struktur Borobudur

Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu, tersebar di semua tingkat-tingkatnya beberapa stupa.

Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. Bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.

Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau “nafsu rendah”. Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Khammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan ini disisihkan, sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.

Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya, oleh para peneliti dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni alam atas dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini, patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas balustrade atau selasar.

Mulai lantai kelima hingga ketujuh, dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa berlubang-lubang yang ditutup, seperti dalam kurungan. Dari luar, patung-patung itu masih tampak samar.

Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini, diduga dulu ada sebuah patung penggambaran Adibuddha. Patung yang diduga berasal dari stupa terbesar ini kini diletakkan dalam sebuah museum arkeologi, beberapa ratus meter dari candi Borobudur. Patung ini dikenal dengan nama unfinished Buddha.

Di masa lalu, beberapa patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada raja Thailand, Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896 sebagai hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu.

Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit, yang dibatasi dinding-dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia.

Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala. Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan system interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem.

2.2.4 Bakpia Pathok

Makanan bakpia bagi masyarakat Jogjakarta memang sudah tidak asing lagi. Makanan khas ini memang lezat dan cocok untuk oleh-oleh dari Jogjakarta. Makanan ini banyak terdapat di kawasan Pathok, yang berjarak satu kilometer dari Malioboro.

Bakpia Pathok awalnya berasal dari pembuat bakpia pertama dan terkenal sejak 1978 dari jalan Pathok nomor 75 yang hingga kini tetap bertahan dan bernama Bakpia Pathok 75. Seiring waktu, bermunculab Bakpia Pathok 25, 21, 555, dan sebagainya. Untuk rasa dan kualitas, tentunya kita harus cukup selektif. Saat Bakpia Pathok 75 masih tetap konsisten pada isi kacang hijau untuk menjaga keasliannya, rumah-rumah bakpia lain mulai mengembangkan isi dengan kacang merah, rasa cokelat, keju, bahkan durian.

Bagi para wisatawan, bakpia ini selalu menjadi oleh-oleh yang tidak terlupakan. Sebab, selain rasanya yang enak, harganya pun terjangkau. Untuk satu kotak rata-ratanya harganya Rp 10.000 s.d. Rp 15.000. Bahan baku bakpia ini antara lain, kacang hijau, terigu, gula pasir, minyak Delvico, dan sedikit garam setelah dimasak. Terigu sebagai kulit terluar dan kacang hijau sebagai isinya.

2.2.5 Malioboro

Jalan Malioboro adalah nama jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta yang terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi dan Jalan Jend. A. Yani, Jalan ini merupakan poros Garis Imaginer Kraton Yogyakarta.

Terdapat beberapa obyek bersejarah di jalan ini antara lain Tugu Kraton, Stasiun Tugu, Gedung Istana Negara, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.

Jalan ini sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini.

2.3 Prospek Objek Studi Tahun 2010

Menilik arti dari SKAL, dapat penulis simpulkan oriantasinya adalah siswa bisa mengenal lingkungannya. Termasuk didalamnya adalah budaya dan keanekaragaman masyarakat di suatu lingkungan. Oleh karena itulah pemilihan objek studi di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dikatakan tepat mengingat Yogyakarta adalah kota budaya dan kota pelajar.

Namun begitu masih terdapat kelemahan-kelemahan yang cukup mendasar. Diantara kelemahan itu ialah fasilitas di beberapa objek studi masih kurang mendukung. Koordinasi antara panitia dan peserta masih kurang sehingga sering terjadi kemoloran jadwal. Dan masalah waktu yang dirasa kurang oleh beberapa peserta. Karena beberapa hal itulah untuk pelaksanaan SKAL tahun 2010 perlu ditingkatkan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari objek-objek yang dikunjungi pada SKAL tahun 2009 ini mempunyai banyak sejarah yang sangat bagus sekali dan juga sangat menarik untuk dipelajari. Dan objek-objek yang dipilih sudah tepat karena didalamnya terdapat ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi kita sebagai pelajar-pelajar Indonesia sekaligus untuk mengenalkan alam di Indonesia sendiri yang luas wilayahnya dan juga kaya akan kebudayaan kepada masyarakat. Seperti Candi Borobudur mempunyai sejarah yang kuat pada masa kejayaan kerajaan di Indonesia waktu lampau dan pada masa kini berperan sebagai penarik wisatawan asing untuk dating kae Indonesia. Dan Universitas Gajah Mada di Yogyakarta yang menjadi cikal-bakal pendidikan dan universitas di Indonesia dan juga sebagai pencetak generasi penerus bangsa yang berilmu pada saat ini. Serta Malioboro yang terkenal dengan kerajinan khas Jogja yang dijajakkan sepanjang jalan malioboro. Sekaligus Pantai Parang Tritis yang terkenal dengan keindahan pemandangan pantainya. Dengan begitu kita tidak akan lupa bahwa di bumi Indonesia terdapat banyak budaya dan tempat-tempat bersejarah. Objek-objek Studi Yang Dikunjungi Dalam SKAL 2009 kebanyakan tempat bersejarah yang terkenal di daerah Bali, Yogyakarta, dan Kediri. Dan di Yogyakarta sendiri terdapat 5 tempat tujuan SKAL yaitu Pantai Parang Tritis, Universitas Gajah Mada (UGM), Malioboro, serta Candi Borobudur. Dan kelima objek tersebut dapat mewakli keanekaragaman alam di Indonesia yang tak terhitung jumlahnya.

3.2 Saran-saran

3.2.1 Diharapkan pada program SKAL 2010, objek studi tidak hanya di Jateng dan Bali. Kalau bisa di luar objek studi tsb.

3.2.2 Diharapkan pada kegiatan SKAL 2010 pada saat di objek studi siswa dari pihak guru diadakan observasi tentang wilayah tersebut agar siswa tidak kebinggungan.